Popok


MEMILIKI bayi adalah suatu kebahagiaan. Tapi, tingkat pola dan kerewelan yang cukup karena membuat para ibu kewalahan. Namun demikian, kerepotan para ibu di zaman modern ini tidaklah sama dengan kerepotan yang di alami ibu-ibu beberapa tahun silam.Karena itu, popok berdaya serap tinggi belum dikenal luas. Para ibu harus siap menyingsingkan lengan baju untuk mencuci belembar-lembar popok kotor bayi mereka.
Bayi Zaman Paska Perang
REPOTNYA menjadi ibu yang hidup di masa setelah perang dunia. Ketika haraga barang selangit, sementara kebutuhan seriap orang semakin tinggi, belum tingkat kelahiran yang tiba-tiba meningkat tajam. Hal ini dirasakan oleh Marion Donovan, seorang ibu muda yang baru saja di karuniai seorang bayi.
Perempuan yang bernama asli Marion O'brien ini sangat cersas. Sebagai lulusan sastra inggris angkatan tahun 1939 di Rosemont Colleg, ia berhasil mendapat pekerjaan yang cukup mapan di tengah masa yang sulit tersebut. Ia di terima sebagai asisten aditor kecantikan di majalah Vogue. Menjadi perempuan yang sukses berkarir memang menjadi impian Marion. Namun, begitu James Donoval menikahinya, dan sesukses apapun perempuan, ia tidak bisa menghindari rutinitas mencuci popok kotor sang bayi menumpuk di rumah. Marion yang merasa tak pernah punya cukup waktu untuk mencuci popok kotor bayinya mulai memaksa dirinya berfikir untuk mencari cara agar masalah tersebut dapat terselesaikan dengan cepat.
Marion Donovan berasal dari keluarga penemu. Ayah dan pamannya berhasil menemukan mesin bubut. Darah sang penemu terwaris dalam dirinya. Hal inilah yang menggerakkanya untuk mulai melakukan sejumlah experimen demi mendapatkan popok anti kotor dan anti basah.
Popok Yang Basah "banjir"
HAL pertama yang ditemukan Marion adalah popok pelastik yang disebutnya Boater. Ia melapiskan popok kain biasa dengan selembar kain biasa dengan selembar kain plastik berukuran sama. Popok plastik Boater pertamanya tersebut dari tirai plastik kamar mandi. Untuk sementara, Marion merasa cukup puas dengan hasil popok temuannya. Bayinya tidak lagu menghasilkan banyak popok kain kotor seriap hari.
Setahun kemudian, Marion kembali menemukan sejumlah ide baru. Ia menggunakan bahan serap sekali pakai, yang dipadu dengan desain popok Boater-nya. Dan hasilnya, Marion berhasil menciptakan popok sekali pakai pertama yang jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Ia menggunakan kain nilon parasut dan memasang kancing jepret.
Bisnis Popok
PENEMUAN popok sekali pakai Marion memasng memberikan peluang bisnis baru bagi perempuan ini. Sayangnya, para produsen yang ingin di ajak kerja sama ternyata menolak. Mereka beranggapan popok tersebut terlalu mahal untuk di produksi masal. Namun, ibu muda ini tidak menyerah kegagalan tersebut membuatnya nekat terjun langsunhlg ke dunia bisnis. Ia mendirikan perusahaan popoknya sendiri. Jiaka pada tahun 1887 popok kain berhasil diproduksi massal pertama kali oleh seorang perempuan bernama Maria Allen, seabad kemudian, Marion kemudian mengikuti jejaknya. Perusahaan Marion telah berkembang pesat dan bernilai 1 miliar dollar ketika ia memutuskan untuk menjualnya.
Popok sekali pakai mengalami sedikit inovasi di tengah Stanley Mason. Dialah yang pertama kali mematenkan popok sekali pakai tanpa pin yang telah disesuaikan dengan bentuk pantat bayi pada tahun 1949. Kini, popok telah menjadi pakaian wajib para bayi di hampir seluruh bagian dunia.
Menurut sebuah sumber, seorang bayi Amerika serikat sejak usia 0-2,5 tahun mampu menghabisi popok minimal 6.000 untuk sekali pakai. Hal ini berarti ada sekitar 18 miliar popok yang di pakai, dan kira kira-kira 10.000 ton sampah popok kotor perhari..!!!


MEMILIKI bayi adalah suatu kebahagiaan. Tapi, tingkat pola dan kerewelan yang cukup karena membuat para ibu kewalahan. Namun demikian, kerepotan para ibu di zaman modern ini tidaklah sama dengan kerepotan yang di alami ibu-ibu beberapa tahun silam.Karena itu, popok berdaya serap tinggi belum dikenal luas. Para ibu harus siap menyingsingkan lengan baju untuk mencuci belembar-lembar popok kotor bayi mereka.
Bayi Zaman Paska Perang
REPOTNYA menjadi ibu yang hidup di masa setelah perang dunia. Ketika haraga barang selangit, sementara kebutuhan seriap orang semakin tinggi, belum tingkat kelahiran yang tiba-tiba meningkat tajam. Hal ini dirasakan oleh Marion Donovan, seorang ibu muda yang baru saja di karuniai seorang bayi.
Perempuan yang bernama asli Marion O'brien ini sangat cersas. Sebagai lulusan sastra inggris angkatan tahun 1939 di Rosemont Colleg, ia berhasil mendapat pekerjaan yang cukup mapan di tengah masa yang sulit tersebut. Ia di terima sebagai asisten aditor kecantikan di majalah Vogue. Menjadi perempuan yang sukses berkarir memang menjadi impian Marion. Namun, begitu James Donoval menikahinya, dan sesukses apapun perempuan, ia tidak bisa menghindari rutinitas mencuci popok kotor sang bayi menumpuk di rumah. Marion yang merasa tak pernah punya cukup waktu untuk mencuci popok kotor bayinya mulai memaksa dirinya berfikir untuk mencari cara agar masalah tersebut dapat terselesaikan dengan cepat.
Marion Donovan berasal dari keluarga penemu. Ayah dan pamannya berhasil menemukan mesin bubut. Darah sang penemu terwaris dalam dirinya. Hal inilah yang menggerakkanya untuk mulai melakukan sejumlah experimen demi mendapatkan popok anti kotor dan anti basah.
Popok Yang Basah "banjir"
HAL pertama yang ditemukan Marion adalah popok pelastik yang disebutnya Boater. Ia melapiskan popok kain biasa dengan selembar kain biasa dengan selembar kain plastik berukuran sama. Popok plastik Boater pertamanya tersebut dari tirai plastik kamar mandi. Untuk sementara, Marion merasa cukup puas dengan hasil popok temuannya. Bayinya tidak lagu menghasilkan banyak popok kain kotor seriap hari.
Setahun kemudian, Marion kembali menemukan sejumlah ide baru. Ia menggunakan bahan serap sekali pakai, yang dipadu dengan desain popok Boater-nya. Dan hasilnya, Marion berhasil menciptakan popok sekali pakai pertama yang jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Ia menggunakan kain nilon parasut dan memasang kancing jepret.
Bisnis Popok

Popok sekali pakai mengalami sedikit inovasi di tengah Stanley Mason. Dialah yang pertama kali mematenkan popok sekali pakai tanpa pin yang telah disesuaikan dengan bentuk pantat bayi pada tahun 1949. Kini, popok telah menjadi pakaian wajib para bayi di hampir seluruh bagian dunia.
Menurut sebuah sumber, seorang bayi Amerika serikat sejak usia 0-2,5 tahun mampu menghabisi popok minimal 6.000 untuk sekali pakai. Hal ini berarti ada sekitar 18 miliar popok yang di pakai, dan kira kira-kira 10.000 ton sampah popok kotor perhari..!!!
penemuan yang sangat bermanfaat sekali
ReplyDeleteapa itu potato starch