HONDA
NAMA perusahaan otomotif yang satu ini tidak hanya di kenal di kenal di negara asalnya saja, Jepang, tapi juga tapi sudah menyebar ke seluruh dunia Namun, di balik ketenarannya tersebut, siapa perbah menyangka bahwa sang pendiri adalah seorang anak yang putus sekolah.
Kisah Anak Yang Keras Kepala Dan Nekat
SOICHIRO Honda lahir di abad ke-19, tepatnya 1906, ia tinggal di salah satu daerah kecil di pinggir jepang. Sama seperti anak jepang lain, soichiro adalah tumpuan harapan orang tuanya, terutama sang ayah yang menginginkannya bersekolah hingga pendidikan tertinggi. Sayang soichiro justru berfikir sebaliknya. Menurtnya sekolah hanyalah membuang waktu dan uang. Ia lebih tertaraik mengutak atik mesin mobil, dab menolak melanjutkan sekolah. Tentu saja hal ini membuat ayahnya marah. Namun, apa boleh buat. Soichiro yang keras kepala tidak bisa lagi di larang.
Ketika usia soichiro menginjak 16 tahun, sang ayah memutuskan untuk membawanya ke Tokyo. Di sana, ia memperkenalkan anaknya dengan seorang teman lama, Kashiwabara, yang ternyata seorang pemilik bengkel mobil Art. Mengetahui hal itu, soichiro menyambut gembira perkenalan tersebut, apalagi ketika sang ayah mengizinkannya bekerja pada si pemilik bengkel. Tapi rasa senang soichiro segera berhenti kesal begitu mengetahui pekerjaan barunya. Ia tidak ditugaskan sebagai teknisi atau karyawan bengkel, melainkan pengasuh bayi. Soichiro yang masih muda dan lugu dipercayakan menjaga anak Kashiwabara.
Namu bukan namanya soichiro jika langsung menyerah begitu saja. Denga sebaik mungkin, ia memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk belajar ilmu tentang mesin. Ketika bengkel di malam hari, dengan diam-diam, ia masuk ke dalam bengkel untuk sekedar melihat-lihat dan mempelajari mesin yang ada disana. Ia juga gemar meminjam buku tentang mesin dari perpustakaan. Soichiro yang pandai dengan mudah mengetahi hal baru tersebut.
Kemampuan soichiro dalam hal mesin terlihat ketika sang majikan tiba-tiba mengajaknya membantu di bengkel. Hari itu, bengkel Art sedang di kunjungi banyak pelanggan. Oleh majikannya, soichiro diminta mengajarkan hal-hal sepele. Tapi, tanpa sepengetahuannya, anak remaja tangguh ini malah memperbaiki mesin sebuah mobil Ford keluaran tahun 1908. Tentu saja, hal ini mengejutkan semua kariawan bengkel, termasuk Kasiwabara. Untuk selanjutnya, soichiro mulai di percaya bekerja menjadi mekenik. Bahkan, ia kerap di beri tugas membantu di bengkel lain, yang selalu di selesaikannya dengan baik, di usia yang ke-22 tahun, soichiro diangkat sebagai kepala Art di salah satu cabang baru di kota Hamamatsu.
Mekanik Yang Kreatif
KEMAHIRAN soichiro menangani mesin sudah tidak di ragukan lagi. Karena itu, ia merasa tertantang untuk membuat sesuatu yang baru. Soichiro pun mencoba membuat pelek mobil dari besi. Ia ingin mengganti pelek mobil yang terbuat dari kayu yang tidak tahan lama dan cepat longgar. Di usia ke 27, pada tahun 1933, ia bahkan membuat mobil balap bermesin pesawat. Mobil tersebut diberi nama Curtis, yang kemudian digunakannya untuk mengikuti sebuah perlombaan mobil balap. Meski hanya sebagai navigator, soichiro berhasil menunjukkan kehebatab curtis dengan berhasil memenagkan lomba tersebut. Di tahun yang sama pula, soichiro menikahi Sachi.
Setahun kemudian, soichiro kembali digoda untuk membuat mobil sendiri, tanpa menggunakan mesin kendaraan lain. Ia pun mulai berkreasi membuat cincin pistol. Namun, cincin pistol buatannya selalu bermasalah. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dari sebuah sekolah tinggi jurusan mesin di kotanya. Dari tempat itu soichiro menemukan campuran cincin pistol yang sebenaranya, ini yang membuatnya berkeinginan melanjutkan sekolah lagi. Pada tahun 1937, soichiro berhasil membuat cincin pistol Tokai Seiki. Pekerjaan bengkel di serahkan kepada anak buahnya yang terpercaya. Namun begitu, bengkel yang baru beroprasi setelah mandapatkan dana dari Toyota ini terpaksa ditutup ketika jepang menjadi pihak yang kalah pada perang Dunia II (1945). Saat itu, Soichiro baru merasakan sulutnya hidup.
Tapi, kekerearifan Soichiro lagi lagi menyelamatkannya. Dengan dana yang seadanya, ia membuka pabrik mesin tenun kecil-kecilan, walaupun pada akhirnya bangkrut karena kehabisan modal. Selanjutnya, seorang teman memberikannya 500 buah radio bekas milik militer kepada Soichiro untuk dimanfaatkan sesukanya. Setelah berfikir keras, Soichiro lalu membuat sepeda motor dengan mesin yang berasal dari hasil mosifilasi pemancar radio. Sepeda motor buatan Soichiro dijalankan dengan cara yang cukup unik. Mesin terlebih dahulu harus di panaskan dengan api sembari di genjot minimal selama tiga puluh menit, sebelum kemudian bisa digunakan. Namun di tengah kondisi Jepang yang kacau setelah perang, sepeda motor Soichiro tetap laku.
Berinovasi Dengan Sepeda motor
SETELAH Suksea dengan sepeda motor pertamanya, Soichiro terus berinovasi debgan mesin-mesin hingga terciptalah Dream D. Yaitu, sebuah sepeda motor 2 tak dengan mesin berkapasitas 98 cc dan kecepatan maksimal 50 km/jam.
Dream D kemudian dipasarkan melalui perusahaan baru Soichiro yang dikenal dengan nama Honda. Peruasahaan ini terus memperbaiki kekurangan Dream D dengan mengeluarkan motor baru bermesin 4 tak berkecepatan 75 km/jam. Motor inilah yang menjadi cikal bakal dari motor Honda selanjutnya
Profile penemu
Nama pemilik perusahaan : Soichiro Honda.
Nama perusahaan : Honad
Tanggal lahir : awal abad ke-19 (1906).
Negara Asal : Jepang
NAMA perusahaan otomotif yang satu ini tidak hanya di kenal di kenal di negara asalnya saja, Jepang, tapi juga tapi sudah menyebar ke seluruh dunia Namun, di balik ketenarannya tersebut, siapa perbah menyangka bahwa sang pendiri adalah seorang anak yang putus sekolah.
Kisah Anak Yang Keras Kepala Dan Nekat
SOICHIRO Honda lahir di abad ke-19, tepatnya 1906, ia tinggal di salah satu daerah kecil di pinggir jepang. Sama seperti anak jepang lain, soichiro adalah tumpuan harapan orang tuanya, terutama sang ayah yang menginginkannya bersekolah hingga pendidikan tertinggi. Sayang soichiro justru berfikir sebaliknya. Menurtnya sekolah hanyalah membuang waktu dan uang. Ia lebih tertaraik mengutak atik mesin mobil, dab menolak melanjutkan sekolah. Tentu saja hal ini membuat ayahnya marah. Namun, apa boleh buat. Soichiro yang keras kepala tidak bisa lagi di larang.
Ketika usia soichiro menginjak 16 tahun, sang ayah memutuskan untuk membawanya ke Tokyo. Di sana, ia memperkenalkan anaknya dengan seorang teman lama, Kashiwabara, yang ternyata seorang pemilik bengkel mobil Art. Mengetahui hal itu, soichiro menyambut gembira perkenalan tersebut, apalagi ketika sang ayah mengizinkannya bekerja pada si pemilik bengkel. Tapi rasa senang soichiro segera berhenti kesal begitu mengetahui pekerjaan barunya. Ia tidak ditugaskan sebagai teknisi atau karyawan bengkel, melainkan pengasuh bayi. Soichiro yang masih muda dan lugu dipercayakan menjaga anak Kashiwabara.
Namu bukan namanya soichiro jika langsung menyerah begitu saja. Denga sebaik mungkin, ia memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk belajar ilmu tentang mesin. Ketika bengkel di malam hari, dengan diam-diam, ia masuk ke dalam bengkel untuk sekedar melihat-lihat dan mempelajari mesin yang ada disana. Ia juga gemar meminjam buku tentang mesin dari perpustakaan. Soichiro yang pandai dengan mudah mengetahi hal baru tersebut.
Kemampuan soichiro dalam hal mesin terlihat ketika sang majikan tiba-tiba mengajaknya membantu di bengkel. Hari itu, bengkel Art sedang di kunjungi banyak pelanggan. Oleh majikannya, soichiro diminta mengajarkan hal-hal sepele. Tapi, tanpa sepengetahuannya, anak remaja tangguh ini malah memperbaiki mesin sebuah mobil Ford keluaran tahun 1908. Tentu saja, hal ini mengejutkan semua kariawan bengkel, termasuk Kasiwabara. Untuk selanjutnya, soichiro mulai di percaya bekerja menjadi mekenik. Bahkan, ia kerap di beri tugas membantu di bengkel lain, yang selalu di selesaikannya dengan baik, di usia yang ke-22 tahun, soichiro diangkat sebagai kepala Art di salah satu cabang baru di kota Hamamatsu.
Mekanik Yang Kreatif
KEMAHIRAN soichiro menangani mesin sudah tidak di ragukan lagi. Karena itu, ia merasa tertantang untuk membuat sesuatu yang baru. Soichiro pun mencoba membuat pelek mobil dari besi. Ia ingin mengganti pelek mobil yang terbuat dari kayu yang tidak tahan lama dan cepat longgar. Di usia ke 27, pada tahun 1933, ia bahkan membuat mobil balap bermesin pesawat. Mobil tersebut diberi nama Curtis, yang kemudian digunakannya untuk mengikuti sebuah perlombaan mobil balap. Meski hanya sebagai navigator, soichiro berhasil menunjukkan kehebatab curtis dengan berhasil memenagkan lomba tersebut. Di tahun yang sama pula, soichiro menikahi Sachi.
Setahun kemudian, soichiro kembali digoda untuk membuat mobil sendiri, tanpa menggunakan mesin kendaraan lain. Ia pun mulai berkreasi membuat cincin pistol. Namun, cincin pistol buatannya selalu bermasalah. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dari sebuah sekolah tinggi jurusan mesin di kotanya. Dari tempat itu soichiro menemukan campuran cincin pistol yang sebenaranya, ini yang membuatnya berkeinginan melanjutkan sekolah lagi. Pada tahun 1937, soichiro berhasil membuat cincin pistol Tokai Seiki. Pekerjaan bengkel di serahkan kepada anak buahnya yang terpercaya. Namun begitu, bengkel yang baru beroprasi setelah mandapatkan dana dari Toyota ini terpaksa ditutup ketika jepang menjadi pihak yang kalah pada perang Dunia II (1945). Saat itu, Soichiro baru merasakan sulutnya hidup.
Tapi, kekerearifan Soichiro lagi lagi menyelamatkannya. Dengan dana yang seadanya, ia membuka pabrik mesin tenun kecil-kecilan, walaupun pada akhirnya bangkrut karena kehabisan modal. Selanjutnya, seorang teman memberikannya 500 buah radio bekas milik militer kepada Soichiro untuk dimanfaatkan sesukanya. Setelah berfikir keras, Soichiro lalu membuat sepeda motor dengan mesin yang berasal dari hasil mosifilasi pemancar radio. Sepeda motor buatan Soichiro dijalankan dengan cara yang cukup unik. Mesin terlebih dahulu harus di panaskan dengan api sembari di genjot minimal selama tiga puluh menit, sebelum kemudian bisa digunakan. Namun di tengah kondisi Jepang yang kacau setelah perang, sepeda motor Soichiro tetap laku.
Berinovasi Dengan Sepeda motor
SETELAH Suksea dengan sepeda motor pertamanya, Soichiro terus berinovasi debgan mesin-mesin hingga terciptalah Dream D. Yaitu, sebuah sepeda motor 2 tak dengan mesin berkapasitas 98 cc dan kecepatan maksimal 50 km/jam.
Dream D kemudian dipasarkan melalui perusahaan baru Soichiro yang dikenal dengan nama Honda. Peruasahaan ini terus memperbaiki kekurangan Dream D dengan mengeluarkan motor baru bermesin 4 tak berkecepatan 75 km/jam. Motor inilah yang menjadi cikal bakal dari motor Honda selanjutnya
Profile penemu
Nama pemilik perusahaan : Soichiro Honda.
Nama perusahaan : Honad
Tanggal lahir : awal abad ke-19 (1906).
Negara Asal : Jepang
lengkap sekali infonya kak makasih
ReplyDeleteresep donat jagung